Perjalanan Radio Republik Indonesia

Perjalanan Radio Republik Indonesia 
Reporter: Intan Permata Rahmadani (8A)
Charissa Farzana Y.P (8I)
Editor: Charissa Farzana Y.P (8I)

Sebagai salah satu media penyebarluasan informasi, radio menjadi salah satu yang bisa dibilang tertua. Salah satu stasiun radio yang tertua di Indonesia adalah RRI atau Radio Republik Indonesia dengan perjalanan yang cukup panjang. Mengutip laman resmi RRI, pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya RRI pada 11 September 1945.

Berdirinya RRI tidak dapat dilepaskan dari keberadaan stasiun-stasiun radio di era tersebut. Generasi pertama stasiun radio ada di Malabar, Jawa Tengah, sejak 1925, atau sekitar 20 tahun sebelum ada RRI. Lima tahun setelah itu, terbentuk (NIVERA) sebagai organisasi radio milik Belanda.

Sementara itu, stasiun radio pertama kali yang didirikan di Indonesia bernama BRV. BRV sendiri didirikan oleh Belanda yang berlokasi di Batavia. Selanjutnya terdapat Stasiun Radio (NIROM) di Jakarta.


Setelah Jepang mengambil alih Indonesia, radio-radio siaran Jepang mulai berkumandang di Tanah Air. Jepang juga melakukan pemindahan hak milik stasiun radio Belanda. Selain untuk memberikan informasi, siaran radio juga berfungsi sebagai propaganda Jepang ke masyarakat Indonesia.

Namun, ada juga radio Jepang yang kesempatan banyak untuk mengembangkan kebudayaan dan kesenian, jauh lebih berkembang dibanding zaman penjajahan Belanda. Dahulu stasiun radio di Indonesia pada masa penjajahan Belanda berstatus sebagai stasiun radio swasta. Namun, setelah datangnya Jepang ke Indonesia jawatan radio swasta akhirnya dibekukan dan disatukan dalam satu komando Hoso Kanri Kyoku, yang merupakan pusat radio siaran dan berkedudukan di Jakarta.

Cabang-cabangnya yang dinamakan Hoso Kyoku terdapat di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Selain itu, Hoso Kyoku juga mempunyai cabang kantor di kabupaten-kabupaten yang berfungsi untuk menyiarkan program-programnya kepada masyarakat. Saluran informasi di era kemerdekaan Bom Hiroshima dan Nagasaki menjadi tanda runtuhnya kekuasaan Jepang di Indonesia.

Berkat informasi radio, akhirnya Indonesia bisa segera mewujudkan kemerdekaanya melalui momentum Proklamasi pada 17 Agustus 1945.
Hoso Kyoku diberhentikan siarannya pada 19 Agustus 1945. Karena situasi saat itu semakin mendesak ketika siaran-siaran radio memberitakan tentara Inggris yang mengatasnamakan sekutu akan menduduki Jawa dan Sumatera. Ditambah lagi, pihak Inggris akan melucuti senjata Jepang.
Menanggapi berita tersebut, masyarakat Indonesia menjadi sadar bahwa perangkat radio merupakan alat yang diperlukan pemerintah Republik Indonesia untuk berkomunikasi dan memberi tuntunan kepada masyarakat mengenai apa yang harus dilakukan.

Perwakilan delapan stasiun radio bekas Hosu Kyoku berkumpul di gedung Raad Van Indje Pejambon, Jakarta. Dari pertemuan perkumpulan tersebut, muncul nota kesepahaman, salah satunya adalah meminta pemerintah untuk mendirikan stasiun radio sebagai alat komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat Indonesia.

Radio dipilih sebagai alat komunikasi karena lebih cepat dan tidak mudah terputus saat terjadi pertempuran. RRI akhirnya disepakati berdiri dan akan meneruskan penyiaran dari delapan stasiun di Jawa untuk menjadi alat komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat Indonesia.

Di tanggal 11 September 2023 ini, maka RRI saat ini berusia 78 tahun. Semoga ke depannya RRI tetap eksis, semakin jaya, semakin kreatif dalam menyajikan informasi-informasi yang aktual dan akurat serta selalu memberikan hiburan yang sehat bagi masyarakat. 
#SelamatulangtahunRRIke-78
#Sekalidiudaratetapdiudara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERISTIWA PENTING SEBELUM LAHIRNYA SUMPAH PEMUDA

Edukasi Taman Safari Prigen di MTsN 1 Kota Malang, Exited!

Cara Sederhana PMR Matsanewa (MTsN 1 Kota Malang) Peringati Hari Palang Merah Indonesia